Minggu, 13 November 2016

Perkembangan Agama Buddha di Indonesia dan India

Perkembangan Agama Buddha di Indonesia dan India

Munculnya Agama Buddha di India
            Agama buddha muncul sebagai reaksi terhadap dominasi Brahmana atas ajaran dan ritual keagamaan dalam masyarakat India. Pembawa agama Buddha adalah Sidharta Gautama, putra Raja Suhudodana dari kerajaan Kosala di Kapilawastu.
            Untuk mencari pencerahan hidup, Sidharta Gautama meninggalkan istana kapilawastu menuju hutan di Bodh Gaya, Ia bertapa di bawah pohon dan mendapatkan bodhi yaitu semacam penerangan atau kesadaran yang sempurna. Sejak saat itu Sidharta Gautama dikenal sebagai Sang Buddha. Wejangan pertama Sidharta Gautama disampaikan di Taman Rusa di Sarnath, India bagian Timur Laut.
            Dalam ajaran Buddha, manusia akan lahir berkali-kali (reinkarnasi). Hidup adalah samsara, menderita, dan tidak menyenangkan. Menurut ajaran Buddha , hidup menderita disebabkan adanya tresna atau cinta, yaitu cinta(hasrat/nafsu) akan kehidupan.
            Penderitaan dapat dihentikan, caranya dengan menindas tresna melalui delapan jalan (astawida), yaitu melaksanakan ajaran dengan benar, hidup dengan benar, berkata benar, bertingkah laku benar, hidup dengan benar, berusaha dengan benar, selalu memperhatikan, serta bermeditasi dengan benar.
Proses Perkembangan Agama Buddha di Indonesia
1)  Tahap awal
            Sebelum disebarkan di bawah perlindungan maharaja Asoka pada abad ke-3 SM, agama Buddha kelihatannya hanya sebuah fenomena kecil saja, dan sejarah peristiwa-peristiwa yang membentuk agama ini tidaklah banyak tercatat. Konsili-konsili (juga disebut pasamuhan agung) ini berusaha membahas formalisasi doktrin-doktrin Buddhis, dan beberapa perpecahan dalam gerakan Buddha.
2)  Abad ke-5 Sebelum Masehi
            Konsili pertama Buddha diadakan tidak lama setelah Buddha wafat di bawah perlindungan  raja Ajatasattu dari Kekaisaran Magadha, dan dikepalai oleh seorang rahib bernama Mahakassapa di Rajagaha (sekarang disebut Rajgir).
            Tujuan konsili ini adalah untuk menetapkan kutipan-kutipan Budha (sutta Buddha) dan mengkodifikasikan hukum-hukum monastik (vinaya): Ananda, salah seorang murid utama Budha dan saudara sepupunya, diundang untuk meresitasikan ajaran-ajaran Buddha, dan Upali, seorang murid lainnya, meresitasikan hukum-hukum vinaya. Ini kemudian menjadi dasar kanon Pali, yang telah menjadi teks rujukan dasar pada seluruh masa sejarah agama Buddha.
3)  Tahun 383 Sebelum Masehi
Konsili kedua Buddha diadakan oleh raja Kalasoka di Vaisali, mengikuti konflik-konflik antara mazhab tradisionalis dan gerakan-gerakan yang lebih liberal dan menyebut diri mereka sendiri kaum Mahasanghika.
Konsili ini berakhir dengan penolakan ajaran kaum Mahasanghika. Mereka meninggalkan sidang dan bertahan selama beberapa abad di India Barat Laut dan Asia Tengah menurut prasasti-prasasti Kharoshti yang ditemukan dekat Oxus dan bertarikh abad pertama.
4) dakwa asoka(250 SM)
Maharaja Asoka dari Kekaisaran Maurya (273–232 SM) masuk agama Buddha setelah menaklukkan wilayah Kalingga (sekarang Orissa) di India timur secara berdarah. Karena menyesali perbuatannya yang keji, sang maharaja ini lalu memutuskan untuk meninggalkan kekerasan dan menyebarkan ajaran Buddha dengan membangun stupa-stupa dan pilar-pilar di mana ia menghimbau untuk menghormati segala makhluk hidup dan mengajak orang-orang untuk mentaati Dharma.
            Menurut prasasti dan pilar yang ditinggalkan Asoka (piagam-piagam asoka), utusan dikirimkan ke berbagai negara untuk menyebarkan agama Buddha, sampai sejauh kerajaan-kerajaan Yunani di barat dan terutama di kerajaan Baktria-Yunani yang merupakan wilayah tetangga.

Kitab Suci Agama Buddha
            Ajaran agama Buddha dirangkum dalam kitab Tripitaka. Tripitaka berasal dari bahasa Sansekerta, Tri artinya tiga dan Pitaka artinya keranjang. Kitab Tripitaka terdiri atas tiga kumpulan tulisan berikut :
1)      Sutta Pitaka, berisi kumpulan khotbah, pokok atau dasar ajaran Sang Buddha
2)      Vinaya Pitaka, berisi kodefikasi aturan yang berkaitan dengan kehidupan pendeta atau segala peraturan dan hukum yang menentukan cara hidup para pemeluknya
3)      Abhidharma Pitaka, berisi filsafat agama, psikologi, klasifikasi, dan sistematika doktrin
Kota Suci Agama Buddha
            Ada 4 tempat yang dianggap suci oleh umat Buddha karena berhubungan dengan kehidupan Sidharta. Keempat tempat tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Taman Lumbini di Kapilawastu sebagai tempat kelahiran Sidharta (563 SM). Sementara itu masa kecil Sidharta di lewatkan di daerah Kapilawastu tersebut.
  2. Bodh Gaya sebagai tempat Sidharta menerima penerangan agung.
  3. Benares (Taman Rusa) sebagai tempat Sidharta pertama kali mengajarkan ajarannya.
  4. Kusinegara merupakan tempat wafat Sidharta (482 SM)
Ajaran Sang Buddha
            Buddha mengajarkan 4 kenyataan dalam hidup, yaitu bahwa :
  1. Hidup merupakan samsara
  2. Samsara disebabkan oleh nafsu yang menguasai manusia
  3. Samsara dapat dihilangkan dengan menghilangkan nafsu
  4. Untuk menghilangkan nafsu, ditempuh delapan jalur kebenaran
Delapan Jalan Kebenaran Agama Buddha
  1. Mempunyai pandangan yang benar       
  2. Mempunyai niat yang benar
  3. Berbicara yang benar
  4. Berbuat yang benar
  5. Punya penghidupan yang benar
  6. Berusaha yang benar
  7. Memperhatikan hal-hal yang benar
  8. Bersemadi yang benar
Tiga Kebaktian (Tridharma) dalam agama Buddha :
  1. Berbakti kepada Sang Buddha
  2. Berbakti kepada ajaran-ajarannya
  3. Berbakti kepada Sanggha (jemaat perkumpulan)
            Tridharma jika diucapkan oleh seseorang yang mau masuk agama buddha adalah sebagai berikut:
1)      Saya mencari perlindungan pada Buddha
2)      Saya mencari perlindungan pada Dhar
3)      Saya mencari perlindungan pada Sanggha
Selain Tridharma dalam agama Buddha dikenal juga Triratna yang berarti tiga mutiara, terdiri dari :
1)      Buddha, yaitu Sidharta yang telah dianggap sebagai dewa.
2)      Dharma, yaitu kewajiban yang harus ditaati oleh umat Budha.
3)      Sanggha, yaitu aturan atau perkumpulan dalam agama Buddha.



Tidak ada komentar: