Perkembangan
Agama Buddha di Indonesia dan India
Munculnya
Agama Buddha di India
Agama buddha muncul sebagai reaksi terhadap dominasi
Brahmana atas ajaran dan ritual keagamaan dalam masyarakat India. Pembawa agama
Buddha adalah Sidharta Gautama, putra Raja Suhudodana dari kerajaan Kosala di
Kapilawastu.
Untuk mencari pencerahan hidup, Sidharta Gautama
meninggalkan istana kapilawastu menuju hutan di Bodh Gaya, Ia bertapa di bawah
pohon dan mendapatkan bodhi yaitu semacam penerangan atau kesadaran yang
sempurna. Sejak saat itu Sidharta Gautama dikenal sebagai Sang Buddha. Wejangan
pertama Sidharta Gautama disampaikan di Taman Rusa di Sarnath, India bagian
Timur Laut.
Dalam
ajaran Buddha, manusia akan lahir berkali-kali (reinkarnasi). Hidup adalah samsara,
menderita, dan tidak menyenangkan. Menurut ajaran Buddha , hidup menderita
disebabkan adanya tresna atau cinta, yaitu cinta(hasrat/nafsu) akan
kehidupan.
Penderitaan
dapat dihentikan, caranya dengan menindas tresna melalui delapan jalan (astawida),
yaitu melaksanakan ajaran dengan benar, hidup dengan benar, berkata benar,
bertingkah laku benar, hidup dengan benar, berusaha dengan benar, selalu
memperhatikan, serta bermeditasi dengan benar.
Proses
Perkembangan Agama Buddha di Indonesia
1)
Tahap awal
Sebelum
disebarkan di bawah perlindungan maharaja Asoka pada abad ke-3 SM, agama Buddha
kelihatannya hanya sebuah fenomena kecil saja, dan sejarah peristiwa-peristiwa
yang membentuk agama ini tidaklah banyak tercatat. Konsili-konsili (juga
disebut pasamuhan agung) ini berusaha membahas formalisasi doktrin-doktrin
Buddhis, dan beberapa perpecahan dalam gerakan Buddha.
2)
Abad ke-5 Sebelum Masehi
Konsili
pertama Buddha diadakan tidak lama setelah Buddha wafat di bawah
perlindungan raja Ajatasattu dari Kekaisaran Magadha, dan dikepalai oleh
seorang rahib bernama Mahakassapa di Rajagaha (sekarang disebut Rajgir).
Tujuan
konsili ini adalah untuk menetapkan kutipan-kutipan Budha (sutta Buddha) dan
mengkodifikasikan hukum-hukum monastik (vinaya): Ananda, salah seorang murid
utama Budha dan saudara sepupunya, diundang untuk meresitasikan ajaran-ajaran
Buddha, dan Upali, seorang murid lainnya, meresitasikan hukum-hukum vinaya. Ini
kemudian menjadi dasar kanon Pali, yang telah menjadi teks rujukan dasar pada
seluruh masa sejarah agama Buddha.
3)
Tahun 383 Sebelum Masehi
Konsili kedua Buddha
diadakan oleh raja Kalasoka di Vaisali, mengikuti konflik-konflik antara mazhab
tradisionalis dan gerakan-gerakan yang lebih liberal dan menyebut diri mereka
sendiri kaum Mahasanghika.
Konsili ini berakhir
dengan penolakan ajaran kaum Mahasanghika. Mereka meninggalkan sidang dan
bertahan selama beberapa abad di India Barat Laut dan Asia Tengah menurut
prasasti-prasasti Kharoshti yang ditemukan dekat Oxus dan bertarikh abad
pertama.
4)
dakwa asoka(250 SM)
Maharaja Asoka dari
Kekaisaran Maurya (273–232 SM) masuk agama Buddha setelah menaklukkan wilayah
Kalingga (sekarang Orissa) di India timur secara berdarah. Karena menyesali
perbuatannya yang keji, sang maharaja ini lalu memutuskan untuk meninggalkan
kekerasan dan menyebarkan ajaran Buddha dengan membangun stupa-stupa dan
pilar-pilar di mana ia menghimbau untuk menghormati segala makhluk hidup dan
mengajak orang-orang untuk mentaati Dharma.
Menurut
prasasti dan pilar yang ditinggalkan Asoka (piagam-piagam asoka), utusan
dikirimkan ke berbagai negara untuk menyebarkan agama Buddha, sampai sejauh
kerajaan-kerajaan Yunani di barat dan terutama di kerajaan Baktria-Yunani yang
merupakan wilayah tetangga.
Kitab
Suci Agama Buddha
Ajaran
agama Buddha dirangkum dalam kitab Tripitaka. Tripitaka berasal
dari bahasa Sansekerta, Tri artinya tiga dan Pitaka artinya
keranjang. Kitab Tripitaka terdiri atas tiga kumpulan tulisan berikut :
1)
Sutta Pitaka,
berisi kumpulan khotbah, pokok atau dasar ajaran Sang Buddha
2)
Vinaya Pitaka, berisi
kodefikasi aturan yang berkaitan dengan kehidupan pendeta atau segala peraturan
dan hukum yang menentukan cara hidup para pemeluknya
3)
Abhidharma Pitaka, berisi
filsafat agama, psikologi, klasifikasi, dan sistematika doktrin
Kota
Suci Agama Buddha
Ada
4 tempat yang dianggap suci oleh umat Buddha karena berhubungan dengan
kehidupan Sidharta. Keempat tempat tersebut adalah sebagai berikut :
- Taman
Lumbini di Kapilawastu sebagai tempat
kelahiran Sidharta (563 SM). Sementara itu masa kecil Sidharta di lewatkan
di daerah Kapilawastu tersebut.
- Bodh
Gaya sebagai tempat Sidharta menerima penerangan
agung.
- Benares
(Taman Rusa) sebagai tempat Sidharta pertama kali mengajarkan ajarannya.
- Kusinegara
merupakan tempat wafat Sidharta (482 SM)
Ajaran
Sang Buddha
Buddha
mengajarkan 4 kenyataan dalam hidup, yaitu bahwa :
- Hidup
merupakan samsara
- Samsara
disebabkan oleh nafsu yang menguasai manusia
- Samsara
dapat dihilangkan dengan menghilangkan nafsu
- Untuk
menghilangkan nafsu, ditempuh delapan jalur kebenaran
Delapan Jalan Kebenaran Agama Buddha
- Mempunyai
pandangan yang benar
- Mempunyai
niat yang benar
- Berbicara
yang benar
- Berbuat
yang benar
- Punya
penghidupan yang benar
- Berusaha
yang benar
- Memperhatikan
hal-hal yang benar
- Bersemadi
yang benar
Tiga
Kebaktian (Tridharma) dalam agama Buddha :
- Berbakti
kepada Sang Buddha
- Berbakti
kepada ajaran-ajarannya
- Berbakti
kepada Sanggha (jemaat perkumpulan)
Tridharma
jika diucapkan oleh seseorang yang mau masuk agama buddha adalah sebagai
berikut:
1)
Saya mencari perlindungan pada Buddha
2)
Saya mencari perlindungan pada Dhar
3)
Saya mencari perlindungan pada Sanggha
Selain Tridharma dalam
agama Buddha dikenal juga Triratna yang berarti tiga mutiara, terdiri
dari :
1)
Buddha,
yaitu Sidharta yang telah dianggap sebagai dewa.
2)
Dharma,
yaitu kewajiban yang harus ditaati oleh umat Budha.
3)
Sanggha,
yaitu aturan atau perkumpulan dalam agama Buddha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar